JANET ERSKINE STUART
General Umum
Ke-6
1857-1914

Janet Erskine Stuart lahir dari sebuah keluarga anglikan di Cottesmore, Rutland, Inggris pada tanggal 11 November 1857. Janert Stuart adalah anak bungsu dari 13 bersaudara. Ayahnya adalah Robert, yang menjabat sebagai menteri anglikan Inggris, dan ibunya adalah Jemima.
Janet adalah anak yang berbakat dan cerdas. Ia mempelajari bahasa-bahasa seperti bahasa Jerman dan bahasa Italia. Selain itu, ia juga mempelajari filsafat, matematika, dan sastra. Dipengaruhi oleh salah seorang saudaranya, pada umur 13 tahun, Janet tertarik untuk mempelajari juga teologi. Pada suatu ketika, Janet bercakap dengan saudaranya yang sedang membaca tulisan Aritoteles. Pernyataan Aristoteles yang dilemparkan saudaranya kepada Janet adalah “Segala sesuatu memiliki telos yang merupakan tujuan internal yang harus dicapainya.” Hal yang dimaksud dari pernyatan tersebut adalah untuk apakah manusia itu dan tujuan-tujuan khusus seseorang di dalam hidup. Dia ingin menjadi apa, serta apa menjadi apa. Meskipun tidak dipahami sepenuhnya oleh Janet apa yang dilontarkan oleh saudaranya dalam percakapan di antara mereka, Ia tetap berusaha mencari untuk memahami. Ia tidak berhenti dan menyerah begitu saja dengan ketidaktahuannya melainkan tetap berusaha mencari tahu apa maksud dan tujuan dari hidup manusia.
Pencariannya itu tetap berlanjut sepanjang masa-masa remajanya. Minat dan semangat mempelajari filsafat semakin bertambah. Pada akhirnya Janet memutuskan menjadi seorang biarawati Katolik. Keputusan yang diambilnya itu sudah bulat dan matang. Meskipun demikian, Janet harus dihadapkan dengan berbagai macam halangan. Keadaan Gereja Katolik di Inggris pada waktu itu masih berada dalam suasana kecurigaan. Kemudian, Janet harus berhadapan dengan ayahnya yang dikenal sebagai menteri gereja anglikan. Oleh sebab itu, Janet muda terpaksa meninggalkan rumah ayahnya dan tinggal bersama dengan teman dan kerabatnya selama 3 tahun di London.
Pencariannya tetap berjalan. Ia terus mencari jalan hidup yang sebenarnya dan akhirnya dia menemukan jalan dengan memasuki kongregasi Hati Kudus Yesus di Roehampton pada tahun 1882. Dua tahun kemudian, Janet mengkikrakrkan kaul pertama. Kemudian, Ia mengajar di sekolah dan belajar menjadi magister novis. Pada tahun 1894 Janet diangkat menjadi Viker. Kemudian pada tahun 1911 Janet terpilih menjadi general umum RSCJ. Dengan terpilihnya menjadi general umum, Janet harus meninggalkan Roehampton dan tinggal di Brussels.
Janet adalah wanita yang luar biasa berbakat secara intelektual. Kelembutan dan kebaikannya membuat banyak orang merasa dicintai. Latar belakang kehidupan keluarga membuatnya tertangkap oleh cinta Tuhan. Ketika tinggal di pedesaan kecil di tempat kelahirannya, Ia berkeliling dan mengamati alam ciptaan yang indah di sekitar halamannya. Keindahan alam dan setiap makhluk diamatinya dengan baik dan rasa kagum. Pencarian dan kekuatan pengamatan yang sungguh luar biasa terbukti dalam semua kata-kata inspiratif dan karya tulisan-tulisannya.
Tulisan-tulisannya berupa essai, poetri, gagasan-gagasan spiritual seperti metode doa maupun ide-ide filsafat merupakan salah satu sumbangan besar bagi kongregasi dan dunia. Sumbangan yang besar ini menjadi tanda bahwa Janet memiliki kemampuan mencari mutiara yang tersembunyi, yang sebagian besar dari kita belum meluangkan waktu untuk menemukannya.
Perjalanan hidupnya dihabiskan dengan mengunjungi biara-biara di seluruh dunia. Pada tahun 1914, Brussels diokupasi oleh Jerman. Situasidak Hal ini tidak memungkinkan Superior Umum berkomunikasi dengan society. Situasi ini membuat Janet kembali ke Roehampton dan tinggal disana. Kemudian, Ia menderita sakit lalu meninggal pada tanggal 21 Oktober 1942, di usia 57 tahun.
Janet Stuart adalah sosok yang telah memberikan segala dirinya dengan roh dan hasrat penuh selama pencariannya. Menemukan kebijaksaan Ilahi beserta Hati Allah yang luas dalam segala ciptaan lalu dituangkannya dalam tulisan-tulisan, perkataan, maupun tingkah laku selama hidupnya. Tulisan-tulisannya berupa essai, poetri, gagasan-gagasan spiritual seperti metode doa maupun ide-ide filsafat merupakan salah satu sumbangan besar bagi kongregasi RSCJ dan dunia. Sumbangan yang besar ini menjadi tanda bahwa Janet memiliki kemampuan mencari mutiara yang tersembunyi, yang sebagian besar dari kita belum meluangkan waktu untuk menemukannya. Oleh sebab itu, kita pun perlu mencari dan menemukan kebijaksaaan Ilahi dalam segala hal agar hati dan pikiran kita terbuka luas memandang dunia kita. Sebagai seorang RSCJ agar mampu menemukan dan memperlihatkan Kasih Hati Yesus kepada semua orang kita diajak untuk tidak pernah berhenti dan putus asa mencari dan mencari sampai menemukan kebijakaksanaan Ilahi tersebut.
