Konstitusi #7:
Kita berpartisipasi dalam tugas pengutusan Gereja melalui pelayanan Pendidikan yang menjadi cara kita meneruskan karya Kristus. Pelayanan Pendidikan dan pengajaran diarahkan terutama kepada kaum muda dan kepada orang- orang yang mengemban dalam dirinya masa depan dunia.
Ketika RSCJ dimulai tahun 1800, sesudah Revolusi Prancis, Pendidikan sangatlah dibutuhkan- Pendidikan hati dan pikiran. Selama bertahun tahun RSCJ melanjutkan misi ini melalui sekolah, universitas, pelatihan guru dan pembinaan terhadap perempuan tentang bagaimana mereka menghidupi iman mereka.

Karena kita tertangkap dalam hasrat HatiNya, kita menghendaki agar manusia hidup dalam martabat, sebagai manusia dan sebagai anak anak Allah. Titik awal kita adalah injil dengan segala yang dituntutnya dari kita berupa cinta kasih, pengampunan, dan keadilan, dan solidaritas dengan orang orang yang miskin dan yang ditolak oleh dunia.
Konstitusi #7
RSCJ di Indonesia berkarya dalam cara yang berbeda. Beberapa suster berkarya secara formal di Universitas. Namun, untuk mewujudkan mimpi Sophie akan Pendidikan anak anak yang tidak mampu, RSCJ mendirikan sekolah“Pondok Bocah”, untuk menunjukkan solidaritas pada mereka yang tak mampu.
PONDOK BOCAH
Pondok Bocah lahir tahun 2003. Waktu itu banyak terjadi PHK (pemutusan Hubungan Kerja sebagai dampak merosotnya nilai rupiah sehingga mempengaruhi dunia ekonomi. Celakanya banyak buruh pabrik atau perusahaan-perusahaan kecil mengalami kebangkrutan dan dari sanalah muncul pengangguran-pengangguran baru. Waktu itu biaya pendidikan taman kanak-kanak sudah mahal dan belum ada TPA seperti sekarang, sementara kami sadar bahwa buku-buku paket SD kelas satu cukup berat, diandaikan anak-anak kelas satu yang baru masuk sudah pintar baca dan tulis. Buat orang berduit, tidak masalah mengirim anak mereka ke TK, sebaliknya untuk anak-anak kurang beruntung tersebut mau bagaimana? Maka kami sepakat untuk memberi tempat dan tenaga juga dana untuk menfasilitasi anak-anak kurang beruntung secara ekonomi untuk belajar sehingga pada waktu SD kelas satu, punya kemampuan yang sama dengan yang lainnya.

RSCJ meresepon situasi sosial tersebut dengan mencoba memberi skill menulis dan membaca, bersosialisasi dan membangun percaya diri kepada anak-anak sekitar yang tidak mampu pergi kesekolah formal karena alasan tidak adanya biaya. Pondok Bocah tidak hanya mengajari menulis dan membaca, tetapi secara tidak sadar terjadi proses pendidikan antar budaya dan agama. Sejak dini anak-anak sudah berkenalan denga realitas perbedaan yang bernuansa kerukunan dan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru juga kita sebagai anggota komunitas suster-suster yang waktu itu sedikit tapi beda-beda kebangsaan. Lalu diperkaya dengan latar belakang budaya anak-anak tersebut.
“Demi seorang anak aku akan pergi keujung dunia.” (St.Madeleine Sophie Barat). Kalimat sederhana yang memberdayakan kami untuk memulai Pondok Bocah tanggal 4 Maret 2003. Angkatan pertama sejumlah 40 anak yang berasal dari lingkungan sekitar wilayah rukun tetangga, dan lama kelamaan lintas rukun warga dan sampai sekarang tidak terbatas teritorial.
Kalau dihitung-hitung usia Pondok Bocah sudah 15 tahun dan sudah banyak orang yang disentuh dan menyentuh kerasulan ini. Mulai dari anak-anak, orang tua dan para donatur. Beragam bantuan yang kami terima antara lain pakaian yang layak pakai, peralatan sekolah, uang dan juga makanan. Dan tentu saja dukungan paling besar dari Kongregasi Hati kudus Yesus.
Jumlah guru Pondok Bocah saat ini masih ada satu guru dan satu pendamping dari RSCJ yang selalu setia membantu dan merangkul anak-anak. Bersama anak-anak selalu menggembirakan, tidak jarang Allah menyentuh hati kami lewat obrolan-obrolan mulut-mulut kecil anak-anak.
Relasi dalam Pondok Bocah menjadi satu keluarga atau kelompok besar komunitas suster-suster dimana kerjasama antara orangtua murid, guru dan komunitas menjadi lebih dekat.
Visi:
- Cerdas dan Berbudaya
Misi:
- Membekali bocah membaca, menulis dan berhitung dasar
- Menumbuhkan sikap percaya diri
- Memiliki rasa kasih terhadap sesama
Kemanapun kita di utus, apapun juga pekerjaan kita, kehidupan kita akan diilhami oleh Cinta Kasih Hati Yesus dan keinginan untuk membuat Dia dikenal, diungkapkan dalam:
- Kepeduliaan akan perkembangan manusia seutuhnya
- Kehausan untuk bekerja demi keadilan dan perdamaian dunia guna menanggapi tangisan kaum manusia
- Dorongan hati untuk mengabarkan injil











