Kerinduan itu telah mendorong saya untuk berubah. Kerinduan itu telah mempertemukan saya dengan mereka. Kerinduan itu telah membuat saya dan mereka bisa saling berbagi sukacita. Kerinduan itu telah mempertemukan saya dengan mereka. Kerinduan itu telah mempersatukan kami dengan mereka.
Sejak saya masih kecil, ada perasaan kerinduan untuk berjumpa dengan keluarga ayah saya. Sebagai anak bungsu dari 6 bersaudara, saya sangat merindukan semua keluarga saya berkumpul bersama dan saling berbagi sukacita. Tapi, mungkin kerinduan saya saat masih kecil adalah sebuah kerinduan yang tidak terlalu dipedulikan oleh ayah dan ibu saya. Sehingga kerinduan ini tidak terobati. Namun, ketika sudah berada di dalam biara RSCJ, secara khusus saat saya sudah mengikrarkan Kaul Pertama sebagai religius Hati Kudus Yesus (RSCJ), kerinduan ini kembali berbisik dengan lembut di kedalam hati saya. Ada sebuah kerinduan yang mendalam untuk pergi dan berjumpa dengan keluarga ayah saya. Tapi saat itu belum juga terjawab, berhubung dengan berbagai alasan. Atau mungkin hati ibu dan kakak-kakak saya saat itu belum terbuka untuk menerima keluarga ayah. Sehingga, kerinduan ini masih terpendam di dalam hati saya. Ada sesuatu yang mendorong dari kedalaman hati saya,bahwa saya harus mengenal dan menginjakkan kaki di kampung ayah saya. Seperti ada keingginan yang berapi-api muncul dari hati saya. Kerinduan yang tidak bisa ditolak lagi untuk berjumpa dengan anggota keluarga ayah saya dan menginjakkan kaki di kampungnya. Berjalannya waktu, saya memberanikan diri untuk meminta kepada ibu dan kakak-kakak saya untuk pergi dan bertemu dan menginjakkan kaki di kampung ayah. Awalnya saya merasa ragu dan mungkin ibu dan kakak-kakak saya tidak akan menyetujuinya.
Tentu saja pengalaman ini muncul dari hasil permenungan dan hidup doa saya di dalam kehidupan saya di Kongregasi RSCJ. RSCJ mengajarkan saya untuk membangun relasi yang dekat pada Tuhan. Sehingga, saya menyerahkan semua kerinduan itu ke dalam Hati Yesus. Karena saya yakin bahwa hanya karena bantuan Allah yang bisa membantu saya dengan keluarga saya untuk bisa saling menerima segala kelemahan. Karena mengampuni memang sulit untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, jika tanpa campur tangan Tuhan. Saya menyadari bahwa kerinduan saya untuk berjumpa dengan keluarga ayah saya adalah gerakan dari Roh Allah yang mendorong saya dengan keluarga saya untuk berani mengampuni dan mengasihi. Kasih dari Hati Kudus Yesus telah mengalir di dalam diri saya dan mengalir juga di dalam setiap hati dari anggota keluarga saya. Sehingga pada liburan tahun 2019 ini hati ibu saya berani mengatakan ‘ya’ untuk berjumpa dengan keluarga yang selama ini tidak pernah berkumpul bahkan tidak pernah kenal oleh kami anak-anaknya.
Kerinduan yang terpendam sejak saya masih kecil sampai saya berumur 27 tahun, akhirnya terjawab ketika saya liburan di tahun 2019 ini. Ibu saya yang dahulu tidak menginginkan sama sekali untuk berjumpa dengan keluarga ayah, telah berubah menjadi terbuka untuk menerima mereka dan tersenyum manis berkumpul bersama mereka. Hati ibu saya menjadi cair bagaikan air yang mengalir jernih. Tidak ada lagi perasaan dendam atau marah pada keluarga ayah yang dahulunya tidak mau peduli pada kami anak-anaknya dan ayah kami. Bahkan ayah kami telah ditinggalkan sejak masih kecil. Hal inilah yang membuat hati ibu saya tertutup sama sekali untuk menerima anggota keluarga ayah. Bahkan ayah juga ketika masih hidup, dia tidak pernah mau mengampuni atau tidak mau pergi mengunjungi kampungnya. Hal ini terjadi karena ada perasaan tidak senang dengan sosok ayahnya (Kakek saya) yang dulu tidak pernah ada bersama anak-anaknya sampai dia menghembuskan nafas terakhirnya.
Pengalaman perjumpaan ini adalah semua berkat kerja tangan Tuhan kepada kami semua. Roh Allah telah menggerakan hati saya, hati ibu saya dan hati kakak-kakak saya untuk berani mengampuni keluarga ayah. Tuhan tidak menginginkan kami untuk tinggal terus dalam perasaan marah atau dendam. Tapi Tuhan mau kami untuk hidup dalam kasih, damai dan sukacita bersama sebagai keluarga yang harmonis dan damai. Saya yakin, bahwa ini juga berkat doa dari ayah kami yang sudah meninggal 15 tahun yang lalu. Saya yakin ayah memiliki kerinduan yang sama seperti saya untuk berbahagia bersama keluarganya. Walaupun kami tidak memberikan apa-apa pada mereka, namun kebersamaan dalam sebuah keluarga itu adalah sebuah peristiwa yang telah mengobati setiap luka yang telah a da di dalam hati kami masing-masing. Sehingga, perjumpaan dengan keluarga ayah yang bertepatan pada 04 Juni 2019 itu menjadi sebuah peristiwa perjumpaan yang sangat bermanfaat bagi saya dan keluarga besar saya. Perjumpaan yang mengawali sebuah sejarah kebersamaan sebagai keluarga yang selalu hidup dalam kasih, pengampunan dan perdamaian. Telah lama saya merindukan peristiwa ini terjadi. Melalui peristiwa perjumpaan ini, saya mengalami seperti peristiwa perjumpaan dari sang anak bungsu yang telah pergi jauh dari bapanya. Saya merasa kembali pada pangkuan Bapa. Saya merasakan kehangatan kasih dari semua anggota keluarga saya.
Melalui perjumpaan ini, saya juga telah dikuatkan dalam perjalanan panggilan saya. Secara khusus saat keluarga dari ayah saya memberkati saya dengan darah ayam yang dipersembahkan bagi para leluhur kami di kampung tersebut. Dari pemberkatan itu, saya sungguh merasakan kekuatan yang berasal dari keluarga saya. Saya katakan di dalam hati saya saat itu, bahwa kerinduan itu telah dipenuhi dan telah diwujudkan” “Terima kasih Tuhan atas kesempatan dan moment ini. Ini sungguh luar biasa. Ini adalah berkat dari Kasih-Mu. Saya berada di sini karena kasih Allah. Saya berada di sini karena berkat panggilan-Mu.”
Kerinduan dan dorongan yang berasal dari dalam hati saya terus mendorong saya untuk pergi dan sampaikan rasa rindu ini pada ibu dan kakak-kakak saya. Saya yakin bahwa dorongan ini berasal dari Tuhan. Hati saya tergerak oleh roh Allah. Hati Kudus Yesus telah mengubah hati saya yang dulu mungkin tidak terlalu peduli pada pentingnya mendapat berkat dari keluarga ayah. Karena memang mereka tidak pernah saya jumpai semasa hidup saya. Tapi keinginan Allah berbeda dari keinginan saya sendiri. Keinginan Allah adalah supaya saya bisa mengampuni dan menjadi wanita yang penuh kasih. Hati Kudus Yesus telah mengubah hati saya yang tertutup menjadi hati yang luas untuk mengampuni semua orang , khususnya orang yang mungkin telah melukai saya. Saya sadar bahwa cara Tuhan mengubah hati saya sangat unik. Saya bersyukur untuk kongregasi saya (RSCJ) yang sangat saya cintai. Hati Kudus Yesus (RSCJ) telah mengubah dan mentransformasi diri saya menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang mau mengampuni dan mengasihi. Pribadi yang memiliki hati yang luas.
Hati kudus Yesus juga telah mengajarkan dan membentuk saya untuk menjadi sadar akan pentingnya keluarga di dalam perjalanan hidup panggilan saya saat ini. Tanpa keluarga saya tidak bisa menjadi seperti saat ini. Akar hidup saya bersumber dari keluarga itu. Keluarga adalah motivasi dan berkat bagi hidup saya saat ini. Khususnya dalam perjalanan panggilan saya sebagai religius Hati Kudus Yesus. Terima kasih untuk RSCJ yang sudah menarik saya untuk masuk ke dalam Hati Tuhan dan menarik saya untuk masuk ke dalam hati saya sendiri. Saya menjadi manusia baru karena berkat kebaikan, kemurahan Hati Tuhan lewat RSCJ yang adalah tempat saya menimbah mutiara hidup.
Untuk mengampuni memang sungguh sulit. Namun, saat kita dekat pada Tuhan, dan membiarkan diri kita dibentuk oleh Tuhan sendiri, maka luka-luka yang menghalangi kita untuk berani mencintai dan mengampuni sesama kita yang telah menyakiti kita akan sedikit demi sedikit hilang. Bahkan luka-luka itu akan berubah menjadi berkat dan sukacita bagi sesama. Menyerahkan diri pada Hati Kudus Yesus, dan membiarkan darah dan air yang mengalir dari Hati Yesus membersihkan kita dari luka-luka itu. Kita harus berani untuk pergi dan bersujud di bawah kaki salib Yesus untuk memohon penyembuhan. Sehingga hati kita yang sebelumnya terluka dan tidak mau mengampuni akan berubah menjadi hati yang luas dan mau mengasihi dengan hati yang luas.
Pengalaman inilah yang saya alami dalam kisah perjalanan hidup keluarga saya. Liburan tahun ini menjadi sangat berharga bagi hidup saya, karena ada peristiwa pengampunan yang terjadi di antara keluarga besar saya. Saya sadar bahwa kerinduan saya untuk berjumpa dengan keluarga ayah dulu telah mempengaruhi semua anggota keluarga saya. Saya bisa katakana bahwa ini adalah berkat dari panggilan yang IA tawarkan pada saya. Berkat kemurahan hati Kongregasi (RSCJ) yang telah memberi kesempatan pada saya untuk berlibur bersama keluarga saya di kampung. RSCJ telah membentuk saya menjadi pribadi yang berani hidup dalam kasih dan pengampunan. RSCJ bukan saja membentuk saya pribadi tapi memberi pengaruh pada semua keluarga saya. Ini semua berkat karya dari Tuhan. Tuhan telah mengubah segalanya. Aliran darah dan air yang berasal dari Hati Kudus Yesus telah memandikan saya dan keluarga saya.
Saya mengkontemplasi keluarga saya saat bersama di rumah, seperti saat Yesus berada di Salib, dan kami semua sebagai keluarga di bawa kaki salib-Nya sambil menunggu aliran darah dan air yang mengalir dari Lambung-Nya. Saat itulah saya melihat satu persatu kami dibersihkan dan dimandikan oleh darah-Nya. Maka, saya sangat bersyukur pada Hati Kudus Yesus yang telah mengundang saya dan mengundang keluarga saya untuk mengalami kesembuhan. Oleh karena darah-Nya yang mulia dan kudus itu kami mengalami sukacita yang mendalam. Syukur untuk semuanya ini. Saya sungguh bersyukur untuk kesempatan liburan di kampung tahun ini. Liburan yang sungguh menyenangkan. Liburan yang penuh makna dan memberi motivasi bagi hidup saya sebagai RSCJ yang berani dan terus kembali pada Hati Tuhan untuk menimbah kekuatan dari-Nya.
Pengampunan membawa sukacita, kekompakan dan keharmonisan. Janganlah takut untuk mengampuni, karena mengampuni itu sungguh membawa kebebasan pada kita. Dan di saat Anda tidak bisa mengampuni sesama yang telah melukaimu, janganlah tinggal dalam luka itu, melainkan datanglah pada-Nya yang adalah sumber pengampunan itu. Dia akan memberi keberanian bagimu untuk mengampuni. Karena Dia adalah sumber pengampunan itu. Dia akan membawa kita pada suatu cahaya yang bisa menyinari seluruh ruang kegelapan di dalam diri kita.
Mari mengampuni!!